Pengorbanan merupakan satu ungkapan yang menjelaskan kesediaan dan penyerahan diri seseorang individu tanpa ada sebarang paksaan. Pengorbanan lahir dari jiwa yang ikhlas dan sudah tentunya tidak mengharap apa balasan.
Rukun Islam yang lima sejak awal artinya pengorbanan. Islamnya seseorang melalui kalimat syahadat berarti seseorang itu telah menyerahkan diri dan mengorbankan seluruh roh dan jiwa mengakui keesaan Allah.
Melalui ibadah shalat, seseorang itu sebenarnya telah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menyembah Allah. Ibadah puasa yang baru saja kita tempuh juga membawa pesan pengorbanan seseorang hamba meninggalkan nikmat nafsu syahwat dan makan minum sementara semata-mata memenuhi tuntutan agama. Begitu juga dengan ibadah zakat, kita mengorbankan harta benda dan uang kepemilikan kita cintai. Dan yang terakhir sekali atau puncak pengorbanan seorang muslim itu adalah menunaikan Fardhu Haji di Makkah. Kesanggupan mengorbankan dunia yang fana inilah yang mendorong jutaan manusia memenuhi lambaian kaabah pada setiap tahun. Petualangan ritual ini simbolik penyerahan diri lahir dan batin. Mana tidaknya, uang, keluarga tercinta, tenaga, waktu, bisnis dan segala yang kita ada dikorbankan hanya karena Allah. Hal yang demikian ini pasti tidak mampu terlaksana tanpa sifat ikhlas dalam diri kita.
Konsep pengorbanan bukan hanya terbatas pada ibadah semata-mata bahkan ia harus diterapkan dalam apa saja pekerjaan termasuk dalam menjalankan tugas. Pengorbanan dalam menjalankan tugas mencerminkan keikhlasan berikutnya manjadikannya sebagai salah satu ibadah. Seseorang yang hanya melakukan satu pekerjaan semata-mata untuk mendapat jatah dan keuntungan bukan merupakan karyawan yang cemerlang. Saya suka menyentuh pengorbanan dari sudut perspektif seorang pegawai negeri karena gaji dan upah yang diterima setiap bulan merupakan uang rakyat dan merupakan tanggungjawab dan amanah yang diberikan oleh pemerintah. Berbeda dengan pegawai negeri yang berorentasikan layanan, mereka yang bekerja di sektor swasta pula berorentasikan bisnis dan dibayar dengan uang hasil keuntungan perusahaan.
Jika diteliti rata-rata di kebanyakan departemen pemerintah, tidak banyak yang sanggup mengorbankan sedikit waktu dan energi di luar waktu atau bidang tugasnya. Misalnya mereka mulai memikirkan pembayaran lembur atau menciptakan alasan ketika diarahkan bertugas di luar waktu kantor. Antara penyebabnya adalah karena tiadanya rasa ikhlas atau tidak merasakan bahwa kerja itu juga merupakan ibadah yang dibayar pahalanya oleh Allah.
Umum mengetahui, ibadah terbagi dua, yaitu Ibadah Khusus dan Ibadah Umum. Ibadah Khusus adalah seperti shalat, berpuasa, menunaikan zakat, sedekah. Ibadah Umum pula adalah setiap hal harus dilakukan dan mendatangkan kebaikan serta keridhaan Allah. Justru setiap pekerjaan yang kita lakukan akan selalu mendapat pahala selagi mana ia mendatangkan kebaikan apalagi dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak terlalu berkira dan mengharapkan pujian dan balasan
Jika diteliti dalam sirah, kita bisa mengambil contoh pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Allah Musa ketika mana dia dinikahkan dengan salah seorang anak perempuan Syuaib (Menurut pendapat sebagian ulama) beliau disyaratkan untuk bekerja mengembala ternak kepunyakan Syuaib selama 8 tahun sebagai ganti mahar. Namun Nabi Allah Musa secara sukarela menambah jumlah tahun dan menggenapkannya selama 10 tahun sedangkan pada saat itu beliau sangat rindu untuk kembali kepada keluarganya di Mesir.
Pengorbanan seperti inilah yang dicari dan itu tidak mustahil seandainya setiap dari kita menempatkan niat bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan ini adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah semata.
Firman Allah dalam QS al-Taubah ayat 105 yang artinya:
Dan katakanlah kamu "Bekerjalah / bekerjalah kamu (akan segala yang diperintahkan) maka Allah dan Rasul-Nya serta orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui hal-hal yang gaib dan yang nyata, kemudian Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. "
Recent Articles
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
0 ulasan:
Catat Ulasan