Antara menikah dengan bercinta mana lebih baik. Ya benar, kami remaja, memang mulai ada rasa suka pada pria. Suka mau bersayang-sayang, suka mau dibelai dan dimanja.
Iman pun jika asyik digodam oleh setan iblis lama-lama nanti kecundang juga.
Ibu ayah banyak mana waktu mau kawal remaja depan mata. Remaja bukan suka terkungkung dalam rumah, bukan suka dieskot mana pergi. Sedikit aja terlepas pandang, mulai berbelok ke kiri.
Bukan ibu ayah tidak beri didikan agama, bukan k ayah tak kirim sekolah agama, tetapi dunia hari ini lebih menyajikan keseronokkan dari keindahan surga akhirat.
Jadi apakah langkah paling aman agar remaja tidak terjebak dalam gejala sosial yang mengundang hal mungkar?
Jika remaja itu telah terjebak dalam keasyikan bercinta, apakah bagus diizinkan mereka menikah? Setidaknya, jika mereka hamil, anak itu akan jadi anak sah taraf dan memiliki nasab.
Memang menikah tu mengundang tanggungjawab tetapi antara 2 menikah dan bercinta mana lebihmendatang kemaslahataan dari kemudaratan?
Recent Articles
Selasa, 15 Januari 2013
Bukti Lombok Disukai Turis Asing
MATARAM---Kapal pesiar Celebrity Millennium dari perusahaan kapal Celebrity Cruises Inc dari Malta yang membawa sebanyak 2.217 wisatawan mancanegara berlabuh di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Kapal pesiar yang mampu mengangkut 2.850 penumpang itu bertolak dari perairan Singapura pada 7 Januari 2013 dan tiba di pintu masuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Pelabuhan Lembar, 10 Januari 2013.
Celebrity Millennium dilengkapi arena bermain golf, kasino atau latihan yoga selagi berlayar, yang merupakan satu dari lima kapal pesiar termegah di dunia, selain The Royal Carribean International, Seabourn, Silver Spirit, dan Norwegian Jewel.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi (Kanim) Mataram Indra Iskandarsyah mengatakan, kapal pesiar megah itu menjadikan Pelabuhan Lembar sebagai pintu masuk wilayah Indonesia, sehingga pihaknya melakukan pemeriksaan keimigrasian.
"Terutama bagi awak dan penumpang yang hendak turun ke darat, dan hampir semua penumpang yang berjumlah 2.217 orang itu turun ke darat sehingga dilakukan pemeriksaan kemigrasian," ujarnya.
Kanim Mataram menggerahkan lima orang pejabat kemigrasian yang berwenang melakukan pemeriksaan dokumen perjalan antarnegara, ke kapal pesiar itu.
Pemeriksaan kemigrasian dilakukan di dalam kapal, demi kelancaran dan kenyamanan para wisatawan yang hendak melihat secara langsung panorama alam di Pulau Lombok, NTB.
"Begitu berlabuh di Pelabuhan Lembar, kami koordinasikan dengan agennya untuk kepentingan pemeriksaan dokumen, dan semuanya berjalan aman dan lancar," ujarnya.
Selanjutnya, para ribuan wisatawan yang didominasi wisatawan Eropa seperti Perancis, Jerman, dan Rusia itu, turun ke darat dan melanjutkan kegiatan wisata di Pulau Lombok, yang dipandu agennya PT Andhika GAC.
Hanya saja, kata Indra, ribuan wisatawan penumpang kapal pesiar itu hanya sehari berada di Pulau Lombok, karena masih harus melanjutkan perjalanan wisata ke Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemudian berwisata di Pulau Bali. "Nanti malam kapal pesiar itu bertolak dari Pelabuhan Lembar menuju Pelabuhan Labuhan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT," ujarnya.
Pulau Lombok sudah sering didatangi wisatawan menggunakan kapal pesiar, beberapa kapal pesiar itu langsung dari negara lain ke Lombok, seperti Celebrity Millennium yang langsung dari Singapura, dan "Sun Princess" yang langsung dari Australia.
Kapal pesiar yang mampu mengangkut 2.850 penumpang itu bertolak dari perairan Singapura pada 7 Januari 2013 dan tiba di pintu masuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Pelabuhan Lembar, 10 Januari 2013.
Celebrity Millennium dilengkapi arena bermain golf, kasino atau latihan yoga selagi berlayar, yang merupakan satu dari lima kapal pesiar termegah di dunia, selain The Royal Carribean International, Seabourn, Silver Spirit, dan Norwegian Jewel.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi (Kanim) Mataram Indra Iskandarsyah mengatakan, kapal pesiar megah itu menjadikan Pelabuhan Lembar sebagai pintu masuk wilayah Indonesia, sehingga pihaknya melakukan pemeriksaan keimigrasian.
"Terutama bagi awak dan penumpang yang hendak turun ke darat, dan hampir semua penumpang yang berjumlah 2.217 orang itu turun ke darat sehingga dilakukan pemeriksaan kemigrasian," ujarnya.
Kanim Mataram menggerahkan lima orang pejabat kemigrasian yang berwenang melakukan pemeriksaan dokumen perjalan antarnegara, ke kapal pesiar itu.
Pemeriksaan kemigrasian dilakukan di dalam kapal, demi kelancaran dan kenyamanan para wisatawan yang hendak melihat secara langsung panorama alam di Pulau Lombok, NTB.
"Begitu berlabuh di Pelabuhan Lembar, kami koordinasikan dengan agennya untuk kepentingan pemeriksaan dokumen, dan semuanya berjalan aman dan lancar," ujarnya.
Selanjutnya, para ribuan wisatawan yang didominasi wisatawan Eropa seperti Perancis, Jerman, dan Rusia itu, turun ke darat dan melanjutkan kegiatan wisata di Pulau Lombok, yang dipandu agennya PT Andhika GAC.
Hanya saja, kata Indra, ribuan wisatawan penumpang kapal pesiar itu hanya sehari berada di Pulau Lombok, karena masih harus melanjutkan perjalanan wisata ke Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemudian berwisata di Pulau Bali. "Nanti malam kapal pesiar itu bertolak dari Pelabuhan Lembar menuju Pelabuhan Labuhan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT," ujarnya.
Pulau Lombok sudah sering didatangi wisatawan menggunakan kapal pesiar, beberapa kapal pesiar itu langsung dari negara lain ke Lombok, seperti Celebrity Millennium yang langsung dari Singapura, dan "Sun Princess" yang langsung dari Australia.
Isnin, 14 Januari 2013
partai NasDem di urutan pertama
Nomor urut tersebut akan menjadi patokan bagi partai politik untuk berkampanye sekaligus menentukan urutan peletakan nama parpol dalam lembar kertas suara nantinya.
Pengambilan nomor urut ini dilakukan di Kantor KPU pada pukul 14.00 Wib dipimpin Ketua KPU Husni Kamil Malik.
Nomor urut diambil oleh ketua umum dan sekjen partai masing-masing. Berikut nomor urutnya:
1. Partai Nasional Demokrat
2. Partai Kebangkitan Bangsa
3. Partai Keadilan Sejahtera
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
5. Partai Golongan Karya
6. Partai Gerindra
7. Partai Demokrat
8. Partai Amanat Nasional
9. Partai Persatuan Pembangunan
10. Partai Hanura. (Pri/OL-9)
Ahad, 13 Januari 2013
Nasdem Akui Banyak Politisi Golkar Siap 'Nyeberang'
JAKARTA -- Partai Nasional Demokrat (Nasdem) disebut tengah menjadi incaran sejumlah politisi parlemen. Politisi Golkar disebut menjadi yang terbanyak untuk 'nyeberang' ke Nasdem.
Sekjen Partai Nasdem, Ahmad Rofiq, mengakui hal tersebut. "Nampaknya begitu. Tapi belum bisa disebut orang-orangnya," kata Rofiq.
Jika sudah pasti, lanjutnya, Partai Nasdem akan mengumumkan para pendatang baru tersebut. Namun tidak semua politisi itu akan otomatis menjadi caleg dari Nasdem.
"Kalau track record kurang memuaskan ya pasti akan dievaluasi," ungkap Rofiq.
Pada tanggal 9-15 April 2013 mendatang, seluruh partai harus menyerahkan menyerahkan daftar calon sementara (DCS).
Setelah itu, KPU akan melakukan verifikasi caleg pada 16 sampai 22 April 2013. Penetapan daftar caleg tetap untuk tingkat DPR akan dilakukan pada 4 Agustus 2013.
sumber<<>>> http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/01/14/mglp9y-nasdem-akui-banyak-politisi-golkar-siap-nyeberang
Sekjen Partai Nasdem, Ahmad Rofiq, mengakui hal tersebut. "Nampaknya begitu. Tapi belum bisa disebut orang-orangnya," kata Rofiq.
Jika sudah pasti, lanjutnya, Partai Nasdem akan mengumumkan para pendatang baru tersebut. Namun tidak semua politisi itu akan otomatis menjadi caleg dari Nasdem.
"Kalau track record kurang memuaskan ya pasti akan dievaluasi," ungkap Rofiq.
Pada tanggal 9-15 April 2013 mendatang, seluruh partai harus menyerahkan menyerahkan daftar calon sementara (DCS).
Setelah itu, KPU akan melakukan verifikasi caleg pada 16 sampai 22 April 2013. Penetapan daftar caleg tetap untuk tingkat DPR akan dilakukan pada 4 Agustus 2013.
sumber<<>>> http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/01/14/mglp9y-nasdem-akui-banyak-politisi-golkar-siap-nyeberang
Politisi Golkar Loncat ke Nasdem?
JAKARTA -- Menjelang pemilu legislatif 2014, beberapa politisi parlemen dikabarkan berpindah partai politik. Partai pendatang baru, Nasdem disebut sebagai tujuan banyak politisi.
Beberapa anggota Fraksi Partai Golkar di DPR juga disebut akan berpindah ke Nasdem.
Saat dikonfirmasi di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (14/1), Wasekjen Partai Golkar, Nurul Arifin tidak membantahnya.
"Ada, tapi belum tahu angkanya. Terutama mereka yang ikut membangun Partai Nasdem," kata anggota Komisi II DPR itu.
Pada tanggal 9-15 April 2013 mendatang, seluruh partai harus menyerahkan menyerahkan daftar calon sementara (DCS).
Setelah itu, KPU akan melakukan verifikasi caleg pada 16 sampai 22 April 2013. Penetapan daftar caleg tetap untuk tingkat DPR akan dilakukan pada 4 Agustus 2013.
Sumber <republika> http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/01/14/mglp55-politisi-golkar-loncat-ke-nasdem
Beberapa anggota Fraksi Partai Golkar di DPR juga disebut akan berpindah ke Nasdem.
Saat dikonfirmasi di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (14/1), Wasekjen Partai Golkar, Nurul Arifin tidak membantahnya.
"Ada, tapi belum tahu angkanya. Terutama mereka yang ikut membangun Partai Nasdem," kata anggota Komisi II DPR itu.
Menurut Nurul, jika politisi Golkar jika sudah dimasukkan dalan daftar caleg sementara (DCS) di partai lain, maka Golkar akan otomatis melakukan pergantian antar waktu (PAW). Dengan begitu, kursi kosong di DPR yang ditinggalkan itu akan diisi kader Golkar lainnya
Pada tanggal 9-15 April 2013 mendatang, seluruh partai harus menyerahkan menyerahkan daftar calon sementara (DCS).
Setelah itu, KPU akan melakukan verifikasi caleg pada 16 sampai 22 April 2013. Penetapan daftar caleg tetap untuk tingkat DPR akan dilakukan pada 4 Agustus 2013.
Sumber <republika> http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/01/14/mglp55-politisi-golkar-loncat-ke-nasdem
Kewajipan Umat Islam Terhadap Isu Palestin
Bismillah…Shalawat dan Salam buat Saidina Rasulullah, serta buat ahli keluarga dan para sahabat Baginda صلى الله عليه وآله وسلم…
Amma ba’du…
Telah sampai kepadaku beberapa risalah daripada saudara dan saudari tentang ahli Ghaza dan mereka juga bertanyakan tentang kewajipan kita (umat Islam) terhadap peristiwa tersebut?
Maka, saya katakan: Tidak syak lagi bahawa apa yang dapat kita saksikan daripada apa yang berlaku di Ghaza sangat menyayat hati kita, sangat menggerunkan dan menyebabkan air mata berlinangan daripada apa yang dilakukan oleh golongan pelampau lagi pembunuh para nabi iaitulah dari kalangan Zionis.
Tidak menghairankan lagi bahawasanya sememangnya mereka dilaknat atas lisan para nabi mereka sendiri. Oleh yang demikian, tidak perlulah saya memanjangkan kata tentang mereka kerana yang saya sangat ambil berat bukan mengenai mereka, tetapi yang sangat saya pentingkan dalam risalah ini adalah tentang hal umat Islam dan pendirian mereka.
Suatu Penilaian: Sesungguhnya tiada sesiapa yang dapat melemahkan Allah Ta’ala daripada menghilangkan kezaliman golongan Zionis sebagaimana Allah Ta’ala pernah menjatuhkan nenek-moyang mereka suatu ketika dahulu serta merta. Tanyalah kepada umat-umat terdahulu tentang bagaimana kemusnahan bangsa Zionis tersebut suatu ketika dahulu? Akan tetapi, apakah alternatif yang wujud setelah kemusnahan Bani Zionis? Adakah umat Islam hari ini sememangnya bersedia untuk diberi kekuasaan di muka bumi ini? Adakah kita sedang bersatu hati dan tenaga sesama muslim?
Apa yang lebih saya takutkan adalah, jika musuh berlalu pergi daripada negara Islam, umat Islam pula sendiri yang menghuni di negara orang Islam tersebut sendiri yang saling berbunuhan sesama sendiri (saling berbunuhan sesama muslim) yang mana menyebabkan mereka yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka (berdasarkan hadith shahih). Sedangkan, jika seorang muslim dibunuh oleh Yahudi, maka dia akan mati syahid lalu mendapat syurga.
Bagi Allah, dalam setiap perbuatanNya, ada urusan dan kebijaksanaanNya. Allah Ta’ala tidak memberi kemenangan kepada Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم melainkan setelah sepuluh tahun, iaitu pada peperangan Badar, sedangkan sebelum itu, ramai para sahabat رضي الله عنهم dibunuh (dalam tempoh sebelum kemenangan tersebut) secara ditindas, dizalimi, dihukum dan dibiarkan mati dalam keadaan lapar.
Mengapa Allah melewatkan kemenangan kepada NabiNya sehingga pada perang Badar? Dikatakan, Allah Ta’ala ingin menguji keimanan para sahabat رضي الله عنهم dalam ketabahan mereka menghadapi sebarang cabaran kerana Allah, untuk menilai adakah mereka mampu bersabar ataupun mereka tidak berpuas hati dengan Allah?
Kemudian, kemenangan tersebut tidak datang melainkan setelah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم berjaya mencabut perasaan hasad, bermegah-megah dengan nasab, harta dan cintakan dunia daripada hati umat Islam pada ketika itu. Perkara pertama yang dilakukan oleh Rasululllah صلى الله عليه وآله وسلم adalah mengikat tali persaudaraan sesama Muhajirin dan Ansar. Jika telah bersatunya hat-hati dan apa yang menjadi cita-cita dan kecintaan mereka adalah apa yang lebih agung daripada keduniaan (iaitulah redha Allah), maka, datanglah kemenangan serta-merta tanpa ada yang dapat menghalang kemenangan tersebut.
Adapun hari ini!! Adakah hati-hati umat Islam sudahpun bersatu? Boleh jadi, dalam ramai-ramai orang yang berdiri dalam saf-saf ketika mendirikan solat di masjid itu sendiri, tidak ada satu saf pun yang mana semuanya bersatu hati sesama mereka, kecuali sedikit. Sampai peringkat manakah tahap rasa keagungan Allah Ta’ala dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dalam diri umat Islam hari ini?
Sejauh mana rasa kecintaan umat Islam kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم? Adakah kita ingin membantu Allah dan RasulNya (dengan membela agamaNya) kerana sememangnya merindukan dan mencintai Allah dan RasulNya, ataupun berperang kerana inginkan kedudukan, kekuasaan di muka bumi, harta dan sebagainya?
Hendaklah kita kembali memuhasabah diri kita sendiri dan jujur terhadap diri kita sendiri lalu kita meneliti niat-niat kita dan tujuan-tujuan kita?
Umat Islam hari ini yang tidak mampu untukmembantu masyarakat di Ghaza dengan tenaga dan kekuasaan, maka saya seru kepada mereka sebagaimana berikut:
Kembalilah kepada Allah Ta’ala dan banyakkanlah berdoa serta mengadu kepada Allah Ta’ala. Banyakkanlah bertaubat kepada Allah Ta’ala, banyakkanlah bersedekah dan banyakkan berhimpun dalam majlis-majlis zikir, majlis ilmu dan majlis dakwah, berbanding sekadar berhimpun dalam perhimpunan demonstrasi dan sekadar melaungkan slogan-slogan semata-mata.
Suatu hal yang lain adalah, hendaklah kita berusaha menambahkan kecintaan kita kepada Saidina Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dalam hati kita, mempelajari sunnah-sunnah Baginda صلى الله عليه وآله وسلم dan akhlak Baginda صلى الله عليه وآله وسلم, menyebarkan akhlak dan sunnah Baginda dalam sudut praktikal samada dalam rumah kita, pada sesama anak-anak dan keluarga kita dan sebarkan ia ke serata dunia.
Hendaklah kita menghidupkan sunnah-sunnah, Akhlak dan sifat-sifat Baginda صلى الله عليه وآله وسلم dalam kehidupan kita seluruhnya dan menyebarkan kasih sayang dan persaudaraan kerana Allah kepada seluruh muslimin. Hendaklah kita meninggalkan ideologi-ideologi dan budaya orang-orang kafir dan fasiq yang merupakan musuh-musuh agama Islam ini, samada meninggalkannya daripada diri sendiri mahupun daripada masyarakat Islam umumnya.
Seterusnya, setelah kita menunaikan kewajipan dan menjauhi larangan, hendaklah kita memperbaiki niat dan tujuan kita dalam mempertahankan agama (bukan kerana ingin mendapat kedudukan dan pujian tetapi kerana Allah).
Hendaklah kita menyebarkan kasih sayang dan persaudaraan sesama kita, sekalian umat Islam dan mengukuhkan kesetiaan kita kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم Kalau sempurna apa yang disarankan tersebut, insya Allah, kemenangan Allah pasti hampir.Kalau tidak, keadaan kita (umat Islam) akan terus sebagaimana hal kita sekarang, sehinggalah kita sendiri yang mengubah keadaan kita.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum melainkan setelah mereka sendiri mengubah apa yang ada dengan diri mereka sendiri…” (Surah al-Ra’d: 11)
Ditulis oleh al-Faqir ila Allah
(al-Habib) Husein as-Saggaf
Amma ba’du…
Telah sampai kepadaku beberapa risalah daripada saudara dan saudari tentang ahli Ghaza dan mereka juga bertanyakan tentang kewajipan kita (umat Islam) terhadap peristiwa tersebut?
Maka, saya katakan: Tidak syak lagi bahawa apa yang dapat kita saksikan daripada apa yang berlaku di Ghaza sangat menyayat hati kita, sangat menggerunkan dan menyebabkan air mata berlinangan daripada apa yang dilakukan oleh golongan pelampau lagi pembunuh para nabi iaitulah dari kalangan Zionis.
Tidak menghairankan lagi bahawasanya sememangnya mereka dilaknat atas lisan para nabi mereka sendiri. Oleh yang demikian, tidak perlulah saya memanjangkan kata tentang mereka kerana yang saya sangat ambil berat bukan mengenai mereka, tetapi yang sangat saya pentingkan dalam risalah ini adalah tentang hal umat Islam dan pendirian mereka.
Suatu Penilaian: Sesungguhnya tiada sesiapa yang dapat melemahkan Allah Ta’ala daripada menghilangkan kezaliman golongan Zionis sebagaimana Allah Ta’ala pernah menjatuhkan nenek-moyang mereka suatu ketika dahulu serta merta. Tanyalah kepada umat-umat terdahulu tentang bagaimana kemusnahan bangsa Zionis tersebut suatu ketika dahulu? Akan tetapi, apakah alternatif yang wujud setelah kemusnahan Bani Zionis? Adakah umat Islam hari ini sememangnya bersedia untuk diberi kekuasaan di muka bumi ini? Adakah kita sedang bersatu hati dan tenaga sesama muslim?
Apa yang lebih saya takutkan adalah, jika musuh berlalu pergi daripada negara Islam, umat Islam pula sendiri yang menghuni di negara orang Islam tersebut sendiri yang saling berbunuhan sesama sendiri (saling berbunuhan sesama muslim) yang mana menyebabkan mereka yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka (berdasarkan hadith shahih). Sedangkan, jika seorang muslim dibunuh oleh Yahudi, maka dia akan mati syahid lalu mendapat syurga.
Bagi Allah, dalam setiap perbuatanNya, ada urusan dan kebijaksanaanNya. Allah Ta’ala tidak memberi kemenangan kepada Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم melainkan setelah sepuluh tahun, iaitu pada peperangan Badar, sedangkan sebelum itu, ramai para sahabat رضي الله عنهم dibunuh (dalam tempoh sebelum kemenangan tersebut) secara ditindas, dizalimi, dihukum dan dibiarkan mati dalam keadaan lapar.
Mengapa Allah melewatkan kemenangan kepada NabiNya sehingga pada perang Badar? Dikatakan, Allah Ta’ala ingin menguji keimanan para sahabat رضي الله عنهم dalam ketabahan mereka menghadapi sebarang cabaran kerana Allah, untuk menilai adakah mereka mampu bersabar ataupun mereka tidak berpuas hati dengan Allah?
Kemudian, kemenangan tersebut tidak datang melainkan setelah Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم berjaya mencabut perasaan hasad, bermegah-megah dengan nasab, harta dan cintakan dunia daripada hati umat Islam pada ketika itu. Perkara pertama yang dilakukan oleh Rasululllah صلى الله عليه وآله وسلم adalah mengikat tali persaudaraan sesama Muhajirin dan Ansar. Jika telah bersatunya hat-hati dan apa yang menjadi cita-cita dan kecintaan mereka adalah apa yang lebih agung daripada keduniaan (iaitulah redha Allah), maka, datanglah kemenangan serta-merta tanpa ada yang dapat menghalang kemenangan tersebut.
Adapun hari ini!! Adakah hati-hati umat Islam sudahpun bersatu? Boleh jadi, dalam ramai-ramai orang yang berdiri dalam saf-saf ketika mendirikan solat di masjid itu sendiri, tidak ada satu saf pun yang mana semuanya bersatu hati sesama mereka, kecuali sedikit. Sampai peringkat manakah tahap rasa keagungan Allah Ta’ala dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dalam diri umat Islam hari ini?
Sejauh mana rasa kecintaan umat Islam kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم? Adakah kita ingin membantu Allah dan RasulNya (dengan membela agamaNya) kerana sememangnya merindukan dan mencintai Allah dan RasulNya, ataupun berperang kerana inginkan kedudukan, kekuasaan di muka bumi, harta dan sebagainya?
Hendaklah kita kembali memuhasabah diri kita sendiri dan jujur terhadap diri kita sendiri lalu kita meneliti niat-niat kita dan tujuan-tujuan kita?
Umat Islam hari ini yang tidak mampu untukmembantu masyarakat di Ghaza dengan tenaga dan kekuasaan, maka saya seru kepada mereka sebagaimana berikut:
Kembalilah kepada Allah Ta’ala dan banyakkanlah berdoa serta mengadu kepada Allah Ta’ala. Banyakkanlah bertaubat kepada Allah Ta’ala, banyakkanlah bersedekah dan banyakkan berhimpun dalam majlis-majlis zikir, majlis ilmu dan majlis dakwah, berbanding sekadar berhimpun dalam perhimpunan demonstrasi dan sekadar melaungkan slogan-slogan semata-mata.
Suatu hal yang lain adalah, hendaklah kita berusaha menambahkan kecintaan kita kepada Saidina Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dalam hati kita, mempelajari sunnah-sunnah Baginda صلى الله عليه وآله وسلم dan akhlak Baginda صلى الله عليه وآله وسلم, menyebarkan akhlak dan sunnah Baginda dalam sudut praktikal samada dalam rumah kita, pada sesama anak-anak dan keluarga kita dan sebarkan ia ke serata dunia.
Hendaklah kita menghidupkan sunnah-sunnah, Akhlak dan sifat-sifat Baginda صلى الله عليه وآله وسلم dalam kehidupan kita seluruhnya dan menyebarkan kasih sayang dan persaudaraan kerana Allah kepada seluruh muslimin. Hendaklah kita meninggalkan ideologi-ideologi dan budaya orang-orang kafir dan fasiq yang merupakan musuh-musuh agama Islam ini, samada meninggalkannya daripada diri sendiri mahupun daripada masyarakat Islam umumnya.
Seterusnya, setelah kita menunaikan kewajipan dan menjauhi larangan, hendaklah kita memperbaiki niat dan tujuan kita dalam mempertahankan agama (bukan kerana ingin mendapat kedudukan dan pujian tetapi kerana Allah).
Hendaklah kita menyebarkan kasih sayang dan persaudaraan sesama kita, sekalian umat Islam dan mengukuhkan kesetiaan kita kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم Kalau sempurna apa yang disarankan tersebut, insya Allah, kemenangan Allah pasti hampir.Kalau tidak, keadaan kita (umat Islam) akan terus sebagaimana hal kita sekarang, sehinggalah kita sendiri yang mengubah keadaan kita.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum melainkan setelah mereka sendiri mengubah apa yang ada dengan diri mereka sendiri…” (Surah al-Ra’d: 11)
Ditulis oleh al-Faqir ila Allah
(al-Habib) Husein as-Saggaf
Kesabaran Dan Pengorbanan Dalam Pekerjaan
Pengorbanan merupakan satu ungkapan yang menjelaskan kesediaan dan penyerahan diri seseorang individu tanpa ada sebarang paksaan. Pengorbanan lahir dari jiwa yang ikhlas dan sudah tentunya tidak mengharap apa balasan.
Rukun Islam yang lima sejak awal artinya pengorbanan. Islamnya seseorang melalui kalimat syahadat berarti seseorang itu telah menyerahkan diri dan mengorbankan seluruh roh dan jiwa mengakui keesaan Allah.
Melalui ibadah shalat, seseorang itu sebenarnya telah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menyembah Allah. Ibadah puasa yang baru saja kita tempuh juga membawa pesan pengorbanan seseorang hamba meninggalkan nikmat nafsu syahwat dan makan minum sementara semata-mata memenuhi tuntutan agama. Begitu juga dengan ibadah zakat, kita mengorbankan harta benda dan uang kepemilikan kita cintai. Dan yang terakhir sekali atau puncak pengorbanan seorang muslim itu adalah menunaikan Fardhu Haji di Makkah. Kesanggupan mengorbankan dunia yang fana inilah yang mendorong jutaan manusia memenuhi lambaian kaabah pada setiap tahun. Petualangan ritual ini simbolik penyerahan diri lahir dan batin. Mana tidaknya, uang, keluarga tercinta, tenaga, waktu, bisnis dan segala yang kita ada dikorbankan hanya karena Allah. Hal yang demikian ini pasti tidak mampu terlaksana tanpa sifat ikhlas dalam diri kita.
Konsep pengorbanan bukan hanya terbatas pada ibadah semata-mata bahkan ia harus diterapkan dalam apa saja pekerjaan termasuk dalam menjalankan tugas. Pengorbanan dalam menjalankan tugas mencerminkan keikhlasan berikutnya manjadikannya sebagai salah satu ibadah. Seseorang yang hanya melakukan satu pekerjaan semata-mata untuk mendapat jatah dan keuntungan bukan merupakan karyawan yang cemerlang. Saya suka menyentuh pengorbanan dari sudut perspektif seorang pegawai negeri karena gaji dan upah yang diterima setiap bulan merupakan uang rakyat dan merupakan tanggungjawab dan amanah yang diberikan oleh pemerintah. Berbeda dengan pegawai negeri yang berorentasikan layanan, mereka yang bekerja di sektor swasta pula berorentasikan bisnis dan dibayar dengan uang hasil keuntungan perusahaan.
Jika diteliti rata-rata di kebanyakan departemen pemerintah, tidak banyak yang sanggup mengorbankan sedikit waktu dan energi di luar waktu atau bidang tugasnya. Misalnya mereka mulai memikirkan pembayaran lembur atau menciptakan alasan ketika diarahkan bertugas di luar waktu kantor. Antara penyebabnya adalah karena tiadanya rasa ikhlas atau tidak merasakan bahwa kerja itu juga merupakan ibadah yang dibayar pahalanya oleh Allah.
Umum mengetahui, ibadah terbagi dua, yaitu Ibadah Khusus dan Ibadah Umum. Ibadah Khusus adalah seperti shalat, berpuasa, menunaikan zakat, sedekah. Ibadah Umum pula adalah setiap hal harus dilakukan dan mendatangkan kebaikan serta keridhaan Allah. Justru setiap pekerjaan yang kita lakukan akan selalu mendapat pahala selagi mana ia mendatangkan kebaikan apalagi dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak terlalu berkira dan mengharapkan pujian dan balasan
Jika diteliti dalam sirah, kita bisa mengambil contoh pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Allah Musa ketika mana dia dinikahkan dengan salah seorang anak perempuan Syuaib (Menurut pendapat sebagian ulama) beliau disyaratkan untuk bekerja mengembala ternak kepunyakan Syuaib selama 8 tahun sebagai ganti mahar. Namun Nabi Allah Musa secara sukarela menambah jumlah tahun dan menggenapkannya selama 10 tahun sedangkan pada saat itu beliau sangat rindu untuk kembali kepada keluarganya di Mesir.
Pengorbanan seperti inilah yang dicari dan itu tidak mustahil seandainya setiap dari kita menempatkan niat bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan ini adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah semata.
Firman Allah dalam QS al-Taubah ayat 105 yang artinya:
Dan katakanlah kamu "Bekerjalah / bekerjalah kamu (akan segala yang diperintahkan) maka Allah dan Rasul-Nya serta orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui hal-hal yang gaib dan yang nyata, kemudian Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. "
Rukun Islam yang lima sejak awal artinya pengorbanan. Islamnya seseorang melalui kalimat syahadat berarti seseorang itu telah menyerahkan diri dan mengorbankan seluruh roh dan jiwa mengakui keesaan Allah.
Melalui ibadah shalat, seseorang itu sebenarnya telah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menyembah Allah. Ibadah puasa yang baru saja kita tempuh juga membawa pesan pengorbanan seseorang hamba meninggalkan nikmat nafsu syahwat dan makan minum sementara semata-mata memenuhi tuntutan agama. Begitu juga dengan ibadah zakat, kita mengorbankan harta benda dan uang kepemilikan kita cintai. Dan yang terakhir sekali atau puncak pengorbanan seorang muslim itu adalah menunaikan Fardhu Haji di Makkah. Kesanggupan mengorbankan dunia yang fana inilah yang mendorong jutaan manusia memenuhi lambaian kaabah pada setiap tahun. Petualangan ritual ini simbolik penyerahan diri lahir dan batin. Mana tidaknya, uang, keluarga tercinta, tenaga, waktu, bisnis dan segala yang kita ada dikorbankan hanya karena Allah. Hal yang demikian ini pasti tidak mampu terlaksana tanpa sifat ikhlas dalam diri kita.
Konsep pengorbanan bukan hanya terbatas pada ibadah semata-mata bahkan ia harus diterapkan dalam apa saja pekerjaan termasuk dalam menjalankan tugas. Pengorbanan dalam menjalankan tugas mencerminkan keikhlasan berikutnya manjadikannya sebagai salah satu ibadah. Seseorang yang hanya melakukan satu pekerjaan semata-mata untuk mendapat jatah dan keuntungan bukan merupakan karyawan yang cemerlang. Saya suka menyentuh pengorbanan dari sudut perspektif seorang pegawai negeri karena gaji dan upah yang diterima setiap bulan merupakan uang rakyat dan merupakan tanggungjawab dan amanah yang diberikan oleh pemerintah. Berbeda dengan pegawai negeri yang berorentasikan layanan, mereka yang bekerja di sektor swasta pula berorentasikan bisnis dan dibayar dengan uang hasil keuntungan perusahaan.
Jika diteliti rata-rata di kebanyakan departemen pemerintah, tidak banyak yang sanggup mengorbankan sedikit waktu dan energi di luar waktu atau bidang tugasnya. Misalnya mereka mulai memikirkan pembayaran lembur atau menciptakan alasan ketika diarahkan bertugas di luar waktu kantor. Antara penyebabnya adalah karena tiadanya rasa ikhlas atau tidak merasakan bahwa kerja itu juga merupakan ibadah yang dibayar pahalanya oleh Allah.
Umum mengetahui, ibadah terbagi dua, yaitu Ibadah Khusus dan Ibadah Umum. Ibadah Khusus adalah seperti shalat, berpuasa, menunaikan zakat, sedekah. Ibadah Umum pula adalah setiap hal harus dilakukan dan mendatangkan kebaikan serta keridhaan Allah. Justru setiap pekerjaan yang kita lakukan akan selalu mendapat pahala selagi mana ia mendatangkan kebaikan apalagi dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak terlalu berkira dan mengharapkan pujian dan balasan
Jika diteliti dalam sirah, kita bisa mengambil contoh pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Allah Musa ketika mana dia dinikahkan dengan salah seorang anak perempuan Syuaib (Menurut pendapat sebagian ulama) beliau disyaratkan untuk bekerja mengembala ternak kepunyakan Syuaib selama 8 tahun sebagai ganti mahar. Namun Nabi Allah Musa secara sukarela menambah jumlah tahun dan menggenapkannya selama 10 tahun sedangkan pada saat itu beliau sangat rindu untuk kembali kepada keluarganya di Mesir.
Pengorbanan seperti inilah yang dicari dan itu tidak mustahil seandainya setiap dari kita menempatkan niat bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan ini adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah semata.
Firman Allah dalam QS al-Taubah ayat 105 yang artinya:
Dan katakanlah kamu "Bekerjalah / bekerjalah kamu (akan segala yang diperintahkan) maka Allah dan Rasul-Nya serta orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui hal-hal yang gaib dan yang nyata, kemudian Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. "
Langgan:
Catatan (Atom)